Yosua Primacaraka's profile

INTRO PR UMN 2019 Yosua Primacaraka

INTRO PR UMN 2019 Yosua Primacaraka
          Public Relations adalah area yang sangat luas dan diperlukan di setiap perusahaan. Fungsi dan tujuannya pun sangat krusial bagi perkembangan organisasi maupun korporat besar. Menjaga hubungan yang baik dengan stakeholders harus direncanakan dan dilakukan secara berkelanjutan dan berkesinambungan. Untuk itu, praktisi PR tidak pernah redup inovasi dan kreativitas guna menjaga relevansi ide-ide terbaru dengan kecanggihan teknologi dan masyarakat.
               
          Era teknologi sudah mengambil alih peradaban masyarakat. Hampir segala sesuatu yang kita sentuh dan kita gunakan untuk menunjang kehidupan sehari-hari berbasis teknologi. Tak heran perangkat seperti gawai dan konten-konten di dunia maya sangat berkembang pesat dalam 5 tahun terakhir. Penetrasi media berbasis internet terbukti lebih kuat dari pada media konvensional/cetak. Internet juga membuka public sphere di mana orang-orang bisa berkumpul di dunia maya dan membincangkan suatu hal yang sama. Mengingat salah satu stakeholders perusahaan adalah pembeli, maka penting bagi seorang praktisi PR untuk terjun di dunia maya untuk mempelajari lapangan baru tersebut.

          Tujuan Public Relations menurut Mulyana, 2007, adalah untuk dapat menciptakan citra baik suatu perusahaan sehingga bisa menghasilkan kesetiaan publik terhadap suatu produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Dalam konteks cyber PR, maka seorang praktisi PR harus menemukan dan menggunakan cara yang relevan di platform internet untuk mengkomunikasikan pesan korporat kepada pelanggannya. Tidak hanya fungsi komunikasi, tetapi fungsi PR yang lain seperti manajemen dan menjaga image perusahaan juga harus tepat.

          Konten dan cara berkomunikasi sebuah perusahaan di media yang dimilikinya (owned media) adalah cermin dari bagaimana perusahaan mendekati stakeholdersnya. Inilah yang membuat cyber PR berbeda dari PR konvensional pada umumnya; virtual establishment adalah poin penting yang harus dipertimbangkan oleh praktisi PR jika ingin mendapatkan kepercayaan dari stakeholders. Contoh yang akan dikupas secara singkat adalah perusahaan Gojek.

          Praktisi PR Gojek melihat kesempatan untuk berkomunikasi dengan penggunanya melewati sosial media. Bukan hanya media tersebut gratis, tetapi juga ada banyak fitur yang sangat menguntungkan. Salah satu fitur yang dimaksud adalah kolom komentar dan membagikan ke orang lain. Kolom komentar sangat berguna karena dengan adanya fitur tersebut, perusahaan bisa menampung kritik, saran, dan pujian dari netizen. Selain itu, praktisi PR juga bisa membentuk persepsi orang lain terhadap brandnya dengan ikut berpartisipasi dalam dialog tersebut. Fitur membagikan juga sangat menguntungkan karena dengan satu orang membagikan kepada orang lain, bisa dibayangkan jika 50% orang yang melihat konten yang diunggah melakukan hal yang sama. Ini semua didukung oleh sarana dan prasarana yang sangat mendukung. Contohnya seperti smartphone yang semakin canggih dan provider internet yang semakin murah dan cepat. Netizen bisa membaca atau menonton konten secara cepat tanpa buffering dan membagikannya ke orang lain bahkan di aplikasi sosial media yang lain. Tidak heran jika sekarang adalah era kebanjiran informasi; baik itu informasi yang baik atau hoaks.
               
          Gojek menyusun sebuah konten yang berasal dari temuan-temuan riset yang dilakukan terlebih dahulu. Ini adalah cara kerja yang tepat dan sistematis. Hal itu dikarenakan sebuah bentuk komunikasi dalam perspektif PR harus menyeluruh. Seorang praktisi PR harus bisa membedah apa yang ingin dikomunikasikan oleh perusahaan, ke siapa, dengan menggunakan media apa, dan berdampak seperti apa. Setelah semuanya sudah diteliti dan disusun, barulah konten dikerjakan.

            Kampanye yang akan disoroti adalah kampanye yang berjudul CERDIKIAWAN. Tujuan dari kampanye ini adalah untuk membuktikan bahwa orang Indonesia tidak akan kehabisan ide. Di mana ada kemauan, pasti ada jalan. Semangat ini disalurkan dengan bentuk video yang kemudian viral di Instagram. Menariknya, video yang berdurasi singkat itu tidak hanya ditonton untuk dikagumi. Audiens seakan diajak untuk ikut menunjukkan kreativitas versi mereka sendiri. Artinya video/konten tersebut mengandung unsur ajakan yang tersirat bukan tersurat. Kampanye ini dikatakan sangat berhasil karena mampu menciptakan satu frekuensi yang sama antara pesan inti dari perusahaan dan persepsi audiens setelah menonton video tersebut. Hal tersebut dibuktikan dengan viralnya #CERDIKIAWAN di Instagram. Meskipun ini bukan lomba atau perintah dari pihak pengunggah video, banyak orang yang tergerak setelah menonton video tersebut dan mengunggah CERDIKIAWAN versi mereka.

            Kampanye tersebut adalah salah satu contoh hasil dari pekerjaan cyber PR. Mereka melakukan riset, menyusun perencanaan, mengeksekusi ide, dan melakukan evaluasi konten komunikasi tersebut. Hal tersebut menguatkan pernyataan bahwa praktisi PR tidak pernah redup inovasi dan kreativitas. Mereka harus tetap dinamis mengikuti perkembangan zaman supaya dapat menjaga bentuk komunikasi yang relevan dengan audiensnya.
INTRO PR UMN 2019 Yosua Primacaraka
Published:

INTRO PR UMN 2019 Yosua Primacaraka

Published:

Creative Fields